Nyekripsi Eps. 2 (Training Wonderware)
FYI, untuk mempermudah dalam pengerjaan skripsi,
saya menggunakan beberapa tools atau software atau aplikasi, seperti Microsoft
Office. Jangan protes “eits kayaknya semua mahasiswa juga pake office deh”, yapss,
benar sekali. Bukan sekedar untuk mengetik tulisan, saya memanfaatkan trik yang
ada dalam office, contohnya pembuatan halaman secara otomatis, daftar isi
otomatis, daftar gambar tabel otomatis, bahkan membuat skripsi otomatis.
Selain office, aplikasi yang saya gunakan adalah
Mendeley. Apakah sudah pernah mendengar dan tahu tentang Mendeley sebelumnya?
Jika sudah, pura-pura saja tidak tahu yah. Pada intinya Mendeley itu digunakan
untuk membuat citasi dan daftar pustaka otomatis. Ketika mengambil gagasan
orang lain kemudian mencitasinya, maka akan secara otomatis terdata pada daftar
pustaka. Jadi antara citasi dan daftar pustaka saling sinkron, tidak mugkin
citasinya ada dan di daftar pustaka tidak ada, ataupun sebaliknya. Sebenernya
ada beberapa manfaat lainnya dari Mendeley, yang akan dibahas dilain
kesempatan. Hehe.
Setiap hari saya mengerjakan bab temuan dan
pembahasan. Metode yang digunakan one day one sheet, satu hari satu lembar.
Sebisa mungkin dalam satu hari harus ada satu lembar yang ditulis, lebih dari
satu lembar lebih baik. Dalam bab IV merupakan hasil temuan dari penelitian
kita, otomatis bahasa yang digunakan pun oleh diri kita sendiri, kalaupun ada
referensi hanya untuk menguatkan argumen, memperkaya pembahasan, serta menambah
wawasan penulis. Setiap hari ada hasil, saya langsung menuliskan seadanya saja
dulu, agar gagasan dalam pikiran tidak melayang begitu saja. Nanti juga akan
direvisi jika ada kata, kalimat, atau paragraph yang masih belum baik dan
sesuai EYD. Sedikit demi sedikit lama-lama juga banyak.
Saya termasuk orang yang inginnya memakai aplikasi
yang terbaru, terupdate, yang kekinian. Makanya tidak heran laptop sering
diinstal ulang. Bukan karena sering rusak, tapi karena ingin mencoba operating
system yang baru, dari windows 7 ke windows 8. Setelah ada versi windows 8.1,
saya instal ulang kembali. Kadang juga bermasalah, dan diinstal ulang beberapa
kali. Terakhir adalah windows 10 setelah rilis secara resmi dan bertebaran di
mana-mana dengan aktivasinya, saya mencobanya juga. Bukan hanya OS yang terbaru,
tetapi aplikasinnya pun terbaru pada waktu itu, mulai dari Microsoft Office
2016, CorelDraw X6, Photoshop CS6, AutoCAD 2016, IDM 6.15. tetapi masih ada
juga yang jama dulu, apikasi yang berkaitan dengan elektro (kelektroan), masih
versi lama.
Sebagai seorang mahasiswa yang memegang prinsip
kalau ada yang gratis ngapain harus bayar, semua aplikasinya memakai crack,
alias bancakan, alias legali, alias nggak resmi. (tidak untuk ditiru tanpa
keahlian khusus). Cara mendapatkan aplikasinya duduk manis di gedung FPTK mulai
ba’da Isya hingga dini hari bahkan sampai pagi hari, karena saat itulah yang
tepat untuk berkonsentrasi bermain game Dota bagi yang menjalankannya, bagi
pendownload film dan aplikasi.
Selain aplikasi yang telah disebutkan, office dan
mendeley, tentunya saya memakai aplikasi untuk perancangan simulasi sistem
SCADA PLTN jenis PWR. Aplikasinya adalah Wonderware Intouch. Wonderware
merupakan sebuah brand aplikasi indutri besutan Schneider Electric. Pak Ade
memberikan aplikasi beserta aktivasinya, namun waktunya harus dirubah mundur
menjadi tahun 2009, artinya real time nya 2009 bukan 2015 dan juga masih versi
lama, yaitu versi 2007.
“Aha, pengen yang baru euy Wonderware nya, biar
greget, barangkali aja fungsinya lebih banyak dan optimal” piker saya.
Atas dasar itulah saya mencari aplikasi terbarunya
melalui google dengan keyword “download wonderware intouch crack” “free
download wonderware intouch crack”. Jangan lupa cantumkan crack :D. Setelah
beberapa kali mencoba, ternyata tidak ada yang bisa didownload satu pun.
Akhirnya saya mencari di luar sana, di akang-akang penjual dvd depan kampus
itb.
“Kang, ada software Wonderware Intuch nggak??”
“Ada kayaknya, nanti dianterin ke kostan sekalian
diinstal. Kostannya di mana?” kata akangnya.
“Di gerlong kang, deket kampus upi, deket sd isola,
deket aa gym”
Saya memberikan nomor hp yang bisa dihubungi.
Beberapa hari kemudian, beneran, si akangnya datang
ke kostan bawa Wonderware Intouch yang sekalian diinstal dalam laptop saya. Tapi
ternyata versinya sama, masih lama, versi 2009. Bedanya ini dengan crack, tidak
perlu merubah waktu, artinya real-time.
Tak putus asa, saya kembali mencari aplikasi
Wonderware Intouch melalui internet, kemudian menemukan website distributor
resmi di Indonesia. Gaya-gayaan, ingin merasakan aplikasi berbayar (kalau murah).
Saya mengirim pesan email ke alama yang tertera pada website. Pada intinya,
kalau untuk pendidikan tidak usah beli, tapi akan diberikan software gratis
beserta aktivasinya selama 1 bulan, jika habis bisa minta lagi. Di berikan
informasi juga jika bersedia, ada training Wonderware Intouch selama 2 hari.
Rencana awalnya adalah saya berangkat sendiri ke
Jakarta untuk training tersebut. Akan tetapi berdasarkan pertimbangan, alangkah
lebih baiknya jika bersama dengan yang lainnya. Toh ini buat skripsi kita.
Akhirnya saya menceritakan kepada kedua dosen pembimbing. Pak Ade merespon
dengan positif.
“Yaudah mar, nanti habis lebarannya aja training
sama yang lain, Pak Dadang juga”
Pak Dadang pun menanggapinya dengan baik. Sehingga
keputusannya adalah jadwal training setelah lebaran.
Ketika sudah kembali ke Bandung setelah lebaran,
saya menginformasikan kembali kepada pihak PT. Trimaxindo Adimitra mengenai
jadwal training. Dari pihak sana membatasi peserta training maksimal 6 orang
agar training berjalan dengan efektif dan kondusif. Pada jadwal sudah ada 2
orang dari Jakarta, sehingga dari kami dibatasi 4 orang. Saya, Eka Nugraha, Pak
Ade, dan Pak Dadang.
Di ruang dosen,
“Sekarang, coba kamu cari hotel dekat kantornya mar”
perintah Pak Dadang
“Ini Pak ada hotel dekat situ, harganya 250ribuan.”
sambil menunjukan hotelnya pada layar laptop.
“Waah, ini mah hotel biasa, gimana nanti kamar dan
toiletnya, jangan-jangan, kamu ini carinya yang mahasiswa banget mar, coba cari
yang lain” Pak Ade.
Pak Dadang tertawa.
Setelah melihat hotel yang lain, pilihannya jatuh
pada Best Western. Jika dilihat dari google maps, letaknya tidak terlalu jauh
dari kantor Trimaxindo.
Segala sesuatunya diatur oleh bapak-bapak ini, hehe.
Saya dan Eka tinggal nunggu beresnya saja :D. Entah dari mana dananya, tapi
sepertinya ada anggaran dari DPTE, karena pada waktu itu saya diperintahkan
untuk membeli materai untuk ditempelkan pada kwitansi, sebagai bukti telah
melakukan kegiatan diluar kampus. Yang jelas, semua akomodasi ditanggung
bapak-bapak :D mulai dari berangkat hingga pulang, bahkan ada uang jajan,
alhamdullah syekali yah :D.
Malam harinya saya dan Eka bermalam di Hotel
Parahyangan karena Pak Ade sedang ada kegiatan di Hotel tersebut. Ada satu
kamar kosong untuk kita berdua. Pagi hari, selepas shubuh, Pak Dadang berangkat
dari rumahnya menjemput kami di hotel.
Posisi tempat duduknya, Pak Dadang dan Pak Ade di
depan, saya dan Eka di belakang. Selama perjalanan kami ngobrol-ngobrol ringan
kesana kemari. Saat memasuki wilayah Jakarta saya ditugasi jadi navigator
melalui handphone milik Pak Dadang. Padahal Pak Dadang sudah hafal jalannya.
“Gak apa-apa mar, biar kamu tau aja” kata beliau dengan tertawa meledek.
Sebelum jam 8 kami sudah sampai di area kantor
Trimaxindo sesuai dengan google maps. Mobil diparkirkan di tempat yang cuku
luas. Kemudian saya mencari-cari kantor sesuai dengan alamat dan nomornya, akan
tetapi masih tutup. Sudah menunggu bermenit-menit, tetap saja masih tutup.
Sambil menunggu kantornya buka, mampir di warung depan gerbang untuk sarapan.
Selesai sarapan, nanya ke ibu yang jaga warung.
“Maaf bu mau nanya, kalau alamat bla bla bla, di
sebelah mana yah? Sambil disebutkan alamat kantor Trimaxindo.
“Oh kalau itu ada di sebelah, bukan disini pak.
Nanti masuknya dari gerbang samping” Jawab ibunya.
Ternyata kami buka berada di kantornya. Pantes saja,
masih tetap tutup.
Di kantor yang elegan mininalis, bertemu dengan
Bapak Andoko yang kirim-kirim email dengan saya hehe. Bapak Andoko merupakan
sales manager dari PT. Trimaxindo Adimitra
dan dibantu dua orang support engineer, Stefanus Oky senior support
engineer, Gevie Shu support engineer. Kami dipersilahkan untuk masuk ke dalam
ruangan training. Peserta training berjumlah 6 orang, 2 orang dari Jakarta, 4
dari kami. Sebenarnya masing-masing dari kami membawa laptop, akan tetapi
karena proses instalasinya yang cukup lama, dan juga tidak support pada windows
8. Kami menggunakan komputer yang telah disediakan. Pemateri trainingnya adalah
Pak Oky. Beliau menyampaikan tentang seluk beluk wonderware dan kegunannya. Di
sela-sela pematerian, diberikan waktu 10 menit untuk coffee break yang telah disediakan
di belakang ruangan. Kemudian dilanjutkan dengan materi langkah demi langkah dalam
membuat program pada Wonderware sampai waktu istirahat tiba. Kami keluar dari
kantor menuju tempat makan masakan padang.
Selesai makan.
“Mar, ngerokok nggak? Ngerokok mah ngerokok aja mar,
mau rokok apa? Ambil aja” Pak Dadang.
“Iya mar, kalem aja, di luar kampus ini” timbal pak
Ade.
Pak Ade bercerita pengalamannya di Jepang, “Begini
hubungan mahasiswa dengan dosen sangat dekat di sana, kalau di kampus
ngomonginnya penelitian, kalau diluar mereka jalan bareng, ‘minum’ bareng”
Waktu menunjukan pukul 13.00, kami lembali ke kantor
melanjutka training. Pemateri mencontohkan beberapa langkah untuk membuat
program. Serta menjelaskan fungsi dari setiap komponen yang ada di dalam
wonderware intouch. Sekitar pukul 16.00, training selesai akan dilanjutkan esok
hari. Kami check in di Hotel Best Western yang letaknya tidak jauh dari kantor.
Saya dan Eka satu kamar di kamar lantai 34 (kalau tidak salah), Pak Ade dan Pak
Dadang satu kamar.
“Nanti malam, kita keluar, jalan-jalan yuk ah” ajak
Pak Ade
“Tuh mar, Pak Ade ngajak ke Ancol. Belum pernah
kesana kan?” ledek Pak Dadang (sambil ketawa).
“Hahaha, siap pak” jawab saya.
Setelah Maghrib, kami berangkat menyusuri jalanan
ibukota menuju ke suatu tempat yang belum dikenali panca indera saya. Ngikut
aja pokoknya, pintu masuk Ancol katanya. Berhenti di tempat bertuliskan Talaga
Sampireun. Di sini bertemu dengan teman-teman lamanya Pak Ade. Sambil menunggu
makanan, saya, Pak Dadang dan eka menyempatkan untuk berfoto ria, sebagai bukti
bahwa pernah kesini kata pak Dadang, kapan lagi bisa kesini. Haha
Sebelum pulang ke hotel, kami keliling Taman Impian
Jaya Ancol. Ketika melihat pemandangan malam yang lumayan bagus, Pak Dadang
langsung menyuruh saya dan eka keluar dan foto.
“Tuh mar bagus, mau foto nggak?? Sana foto dulu,
keluar. Ini hapenya bawa aja” Pak Dadang sambil menyodorkan hpnya.
Ya begitulah, beliau sudah seperti sedang ‘mongmong’
anaknya sendiri.
Keesokan harinya, kami melanjutkan kembali training
Wonderware Intouch. Materi pada hari kedua adalah cara untuk mengaplikasikan
programnya. Simulasi sederhana sebuah tombol dan lampu program Wonderware
Intouch pada trainer yang telah disiapkan. Ketika tombol on pada layar laptop,
maka lampu akan nyala pada trainer.
Pada akhir training, saya meminta file yang pernah
dijanjikan. Sekitar pukul 16.00 training selesai, kami bergegas check out. Kemudian
langsung pulang menuju Bandung.
Bersambung . . .
Nyekripsi Eps. 2 (Training Wonderware)
Reviewed by Unknown
on
8:42:00 AM
Rating: 5
