Pertimbangan Memilih Puskesmas Melano
Secara
organisasi PLN ULP Sukadana masih dibawah naungan UP3 Ketapang yang berkantor
di Kabupaten Ketapang, tetapi secara wilayah kerja PLN ULP Sukadana melayani
kelistrikan yang ada di Kabupaten Kayong Utara dan hanya sebagian kecil Kab.
Ketapang. Artinya setelah resign dari Dinas Kesehatan Kab. Ketapang, istri
harus mendaftar ulang kembali menjadi tenaga honorer di Kab. Kayong Utara.
Fasilitas kesehatan dibawah pemda Kayong Utara yang jaraknya tidak terlalu jauh
dari kantor ULP Sukadana adalah Puskesmas Sukadana, RSUD SMJ 1, pilihan lainnya
adalah di Puskesmas Siduk sekitar 20 km.
Setelah
dua minggu tinggal di Sukadana, kami menyiapkan berkas-berkas yang akan
diajukan ke Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kab. Kayong Utara. Tahap
pertama saya sendiri mengantar berkasnya ke Dinas. Diterima dengan baik oleh
staff bagian SDM di Dinkes dan KB. Kemudian saya menyampaikan maksud dan
tujuannya adalah mengajukan istri sebagai Dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap) di
Kayong Utara, namun karena Kabag dan Kepala Dinas sedang dinas luar, maka nanti
akan dihubungi melalui no handphone yang sudah dicantumkan dalam berkas.
Satu
minggu berselang dihubungi oleh Dinas untuk bisa menghadap langsung ke Bapak
Kepala Dinas mumpung beliau sedang ada di kantor. Pengasuh belum dapat, maka
kami bawa anak-anak ke Dinas, khawatir anak-anak mengganggu jika dibawa masuk,
maka saya menjaga mereka, bermain di luar. Sedangkan istri masuk bertemu dengan
Bapak Kepala Dinas. Tak berselang lama, istri menemui kami di bawah,
menceritakan bahwa dikasih pilihan Puskesmas Tanjung Satai, Rumah Sakit atau
Puskesmas Melano. Tanjung Satai itu lokasinya di seberang, aksesnya adalah melalui
speed dengan waktu tempuh sekitar 45 menit atau klotok sekitar 2 jam. Listrik
masih belum 24 jam, karena isolated menggunakan PLTD sendiri. Rumah Sakit yang
dimaksud adalah RSUD Sultan Muhammad Jamaludin 1 Kayong Utara, yang jaraknya
sekitar 5 km dari rumah kontrakan. Untuk Puskesmas Melano belum tau berapa
jaraknya, yang saya tau adalah PLN Melano, berarti lokasi Puskesmas di sekitar
sana.
Istri
juga menceritakan bahwa dirinya mengaku tidak bisa naik motor di depan Pak
Kadis. Jurus yang sama ketika di Puskesmas Kendawangan, yang tujuannya
menghindari penugasan-penugasan keluar. Ia lebih memilih di rumah bersama
anak-anak.
"Diminta
untuk masuk aja sama bapaknya, biar bisa diskusi langsung bareng-bareng
katanya" pungkas istri.
Kami
dan anak-anak masuk dan naik melalui tangga ke sebuah ruangan. Duduk dengan
tenang Bapak dr. Bambang, sebagai Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana
Kab. Kayong Utara.
"Silahkan
duduk, oh anaknya udah dua ya" Pak Kadis memulai diskusi.
"Belum
ada pengasuh kah? lanjut beliau.
"Iya
pak, belum dapat pengasuh, masih nyari-nyari" jawab kami.
"Jadi
gimana, mau pilih yang mana?" Pak Kadis kembali bertanya sambil
menjelaskan tentang Puskesmas Tanjung Satai yang lokasinya di seberang.
Kami
saling pandang.
"Yaudah,
gini aja, kayaknya kalau Tanjung Satai agak berat, karena udah berkeluarga, dan
gak bisa naik motor juga. Jadi mau Rumah Sakit atau Puskesmas Melano?" Tanya
beliau.
"Kalau
Rumah Sakit ada direkturnya sendiri kan ya pak? Apakah bisa pak melalui Dinas
atau kami harus ke Rumah Sakit langsung" tanya saya.
"Bisa
dari Dinas, nanti kami buat rekomendasi ke direkturnya" jawab beliau.
"Kalau
di Rumah Sakit, berarti harus antar jemput lah ya kalau nggak bisa naik
motor". Pak Kadis melanjutkan pernyataannya.
"Iya
pak" jawab kami sambil tersenyum.
Dalam
pikiran saya, kalau Rumah Sakit berarti kerja pakai shift, ada shift pagi siang
malam. Kalau saya ada kerjaan juga karena gangguan bersamaan istri sedang piket
anak-anak gimana ya? Ini yang membuat saya rasanya belum pas di Rumah Sakit,
lebih condong ke Puskesmas Melano. Karena istri juga sudah tiga tahun bertugas
di Puskesmas Kendawangan yang juga Puskesmas Rawat Inap. Mentalnya sudah
teruji, skillnya sudah terasah. Meskipun tidak tau apakah sama dengan di
Melano. Di Rumah Sakit fasilitas lengkap, serta mudah konsul dengan spesialis.
Berbeda dengan di Puskesmas yang harus benar-benar mendiagnosis sendiri,
berpikir sendiri, menggunakan alat seadanya. Benar-benar ilmu dan skill diuji,
belum lagi kondisi sosial lingkungan yang beragam. Nyamannya sistem shift hanya
8 jam aja kerja, setelah itu tidak mikirin kerjaan lagi, sedangkan di Puskesmas
apalagi rawat inap harus bekerja minimal standby on call 24 jam.
Kami
berdiskusi,
"Gimana?
Puskesmas Melano aja kah? Tanya saya ke istri
"Yaudah
nggak apa-apa" jawab istri yang sebenarnya masih harus menimbang mana yang
harus dipilih.
Anak-anak nunjuk air minum gelas di depan kami.
"Iya
silahkan diminum, diminum" Pak Kadis mempersilahkan untuk minum.
"Kalau
di Puskesmas Melano, ada rumah dinasnya nggak ya pak?" Tanya kami.
"Ada
rumah dinasnya. Di sana sebenernya ada tiga dokter tapi yang dua mau keluar,
jadi butuh satu orang lagi" jawab beliau.
"Rumahnya
bisa untuk keluarga ya pak?" Kami bertanya lagi memastikan layak untuk
ditempati sebuah keluarga.
"Sebentar
saya telepon kepala Puskesmasnya" jawab beliau.
Beliau langsung menelepon pihak Puskesmas Melano, menanyakan terkait rumah dinas tersedia atau nggak dan layak untuk keluarga.
"Rumah
dinas ada, layak untuk keluarga" pak Kadis meneruskan informasi ke kami.
"Jadi
milih Puskesmas Melano ya, nanti tak buat rekomendasinya." Tanya beliau.
Dengan
masih belum yakin dan karena tidak diberi waktu lain untuk diskusi, kami
mengiyakan Puskesmas Melano.
Perbincangan
telah selesai, kami pamit pulang.
Dalam
perjalanan pulang dan di rumah, kami diskusikan lagi, yang pada keputusannya
adalah Bismillah ke Puskesmas Melano. Pertimbangannya, anak kedua kami masih
kecil dan pake ASI, terlebih kalau mau tidur harus nyusu mamahnya. Kalau di
Rumah Sakit agak kerepotan, takutnya malam bangun nangis minta nyusu mamahnya.
Kemudian biasanya pengasuh anak-anak pagi sampai sore aja, nah takut pas istri
piket dan saya ada kerjaan karena gangguan. Maka yang jaga anak-anak tidak ada.
Sedangkan kalau di Puskesmas, ya memang 24 jam, tapi tidak stay terus di
Puskesmas. Pagi aja yang memang harus stay periksa pasien poli umum. Setelah
itu on call, jika memang gawat dan perlu ke UGD ya berangkat. Artinya waktu
stay kerja tidak terpatok 8 jam, Puskesmas lebih fleksibel. Maksudnya kalau
bawa anak gitu lebih agak nyaman. Karena pengalaman di Kendawangan kurang lebih
seperti itu. Kemudian kalau di Rumah Sakit, kondisi rumah kontrakan kami
seperti ini rasanya kurang cocok, dapur tidak ada, anak-anak yang biasanya luas
untuk bermain sekarang agak sempit. Barang-barang kami juga lumayan banyak.
Jadi sepertinya harus cari kontrakan rumah baru yang lebih luas dan ada
dapurnya. Dan itu harus mengeluarkan biaya lagi, sedangkan kami udah bayar satu
tahun. Sayang juga kan. Sedangkan kalau milih Puskesmas, kami tidak perlu
membayar sewa rumah. Biasanya rumah dinasnya juga agak luas, cukup untuk
anak-anak bermain.
Bismillah
Puskesmas Melano.
