Batas Antara Lautan
Para ahli kelautan, setelah melalui kemajuan ilmu
pengetahuan, telah dapat menyingkap adanya batas antara lautan. Mereka
menemukan bahwa ada pemisah antara setiap lautan, pemisah itu bergerak di
antara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah) dianalogikan dengan front
yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan
memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal
di lingkungan itu.
Meskipun ada pemisah ini, dua lautan tetap bisa
bercampur secara lambat yang membuat jumlah air laut yang menyeberang dari laut
satu ke laut yang lain mendapatkan karakteristik lautan tempat air itu menuju,
melalui pemisah yang bekerja mengaduk air yang lewat dari laut ke laut yang
lain. Dengan demikian setiap lautan tetap memelihara karakteristiknya.
Banyak tahapan yang telah dilalui ilmu pengetahuan manusia untuk mengetahui sifat-sifat air laut, di antaranya tentang batas-batas laut. Pada tahun 1873M/1283H para ilmuwan dari tim peneliti Inggris, dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ manusia mengatahui bahwa air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya.
Penemuan hal ini dihasilkan setelah menyelesaikan pelayaran
ilmiyah selama tiga tahun, mengarungi seluruh lautan di bumi. Ekspedisi ini
mengumpulkan informasi-informasi dari 362 pos yang diperuntukkan untuk
menyelidiki karakteristik lautan-lautan. Laporan perjalanan tersebut memenuhi
29.000 halaman dalam 50 jilid, yang penyusunannya memakan waktu 23 tahun. Di
tambah lagi bahwa ekspedisi tersebut adalah salah satu penemuan ilmiah yang
besar karena telah memperlihat kedangkalan pengetahuan manusia sebelumnya
tentang lautan.
Setelah tahun 1933 diadakan ekspedisi ilmiah Amerika di Teluk
Meksiko. Disebar ratusan pos-pos lautan untuk mempelajari karakteristik lautan.
Ditemukan bahwa sejumlah besar dari pos-pos tersebut memberikan informasi yang
seragam tentang karakteristik air di wilayah itu, dalam hal kadar garam, berat
jenis, suhu, biota laut, dan kemampuan melarutkan oksigen. Di sisi lain pos-pos
yang lain memberikan informasi seragam yang lain tentang wilayah lain. Sehingga
ahli kelautan berkesimpulan tentang adanya dua laut yang berbeda sifatnya,
tidak sekedar perbedaan sampel seperti yang ditemukan pada ekspedisi
Challenger.
Melalui ratusan ”stasiun” laut yang dibuat untuk mempelajari
karakteristik lautan, para ilmuwan menyimpulkan bahwa perbedaan karakter
tersebut mendeterminasi satu lautan dengan yang lainnya. Akan tetapi mengapa
lautan-lautan tersebut tidak bercampur dan lalu menjadi seragam padahal
pengaruh kekuatan surut dan pasang terus menggerakkan air laut dua kali sehari,
menjadikan air laut selalu datang dan pergi, bercampur dan bergolak? Ditambah
faktor-faktor lain yang membuat air laut selalu bergerak dan bergolak seperti
gelombang permukaan, gelombang bawah, arus air dan lautan.
Pertama kali muncul jawaban itu di lembaran buku-buku ilmiah pada
tahun 1942M / 1361H. Studi yang mendalam tentang karakteristik lautan
menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara
lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas
setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan
kemampuan melarutkan oksigen.
Setelah tahun 1962 diketahui fungsi batas-batas laut tersebut
dalam ”mengolah” aliran air laut yang menyeberang dari satu laut ke laut yang
lain sehingga laut yang satu tidak melampaui. laut yang lain. Dengan demikian
lautan-lautan tersebut tidak bercampur aduk karena setiap lautan menjaga
karakteristiknya masing-masing dan batas-batas wilayahnya karena adanya
pembatas-pembatas tersebut.
Skema di bawah menjelaskan batas-batas air Laut Tengah Mediterania
yang hangat dan berkadar garam tinggi ketika memasuki Samudra Atlantik yang
dingin dan memiliki kadar garam lebih rendah.
Pemisah antara air Laut Tengah dan air Samudra Atlantik. Tampak
perbedaan pemisah (front) dari kedua lautan dalam hal kadar garam dijelaskan
dengan garis, angka dan warna.
Dan akhirnya manusia dapat memotret pembatas-pembatas tersebut dengan teknologi foto inframerah menggunakan satelit di mana terlihat bahwa lautan yang tampaknya satu kesatuan ternyata memiliki benyak perbedaan di antara bagian-bagian air di berbagai lautan. Tampak perbedaan warna sesuai dengan perbedaan temperatur.
Dan akhirnya manusia dapat memotret pembatas-pembatas tersebut dengan teknologi foto inframerah menggunakan satelit di mana terlihat bahwa lautan yang tampaknya satu kesatuan ternyata memiliki benyak perbedaan di antara bagian-bagian air di berbagai lautan. Tampak perbedaan warna sesuai dengan perbedaan temperatur.
Dalam riset lapangan untuk membandingkan antara air Teluk Oman dan
air Teluk Persia menggunakan angka, perhitungan dan analisis kimiawi, tampak
perbedaan yang nyata antara keduanya segi kimiawi dan tumbuhan yang dominant
serta tampak ada pembatas yang jelas antara keduanya. (lihat hal 77 buku yang
asli).
Penemuan adanya batas antar lautan telah memakan waktu sekitar
seratus tahun dengan melalui studi dan riset yang panjang, bergabung di
dalamnya ratusan peneliti, digunakan berbagai macam peralatan dan perangkat
yang riset ilmiah yang canggih.
Akan tetapi al-Qur’an al-Karim telah menjelaskan hal ini 14 abad yang lalu. Allah berfirman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu,(19)
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.(20)
Akan tetapi al-Qur’an al-Karim telah menjelaskan hal ini 14 abad yang lalu. Allah berfirman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu,(19)
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.(20)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(21)
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.(22) (QS ar-Rahman: 19-22)
Allah juga berfirman:
”...dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut...” (QS an-Naml:
61)
sumber : ikadi.org
No comments: