Berkesan
Hari itu, perkuliahan
nampak sedikit berbeda. Jika hari-hari biasa perkuliahan dilaksanakan di kelas
di fakultas kami, teknik. Kali ini perkuliahan dilaksanakan di ruang lantai 4
gedung perpustakaan umum kampus kami. Nama mata kuliahnya Pendidikan Lingkungan
Sosial Budaya dan Teknologi biasa disingkat PLSBT yang termasuk ke dalam Mata
Kuliah Dasar Umum (MKDU) atau Mata Kuliah Umum (MKU), artinya mata kuliah ini
dikontrak oleh semua mahasiswa kampus ini di semester yang telah ditentukan.
Mata kuliah ini bertujuan untuk mengembangkan aspek kepribadian mahasiswa
sebagai individu dan warga masyarakat.
Minggu pertama, dosen yang
diamanahkan mengajar mata kuliah ini tidak bisa hadir. Minggu kedua, barulah
beliau bisa hadir.
Dari balik pintu kelas,
seorang bapak masuk ke kelas kami. Usianya sudah senja, mukanya mirip salah
satu public figure di negeri ini. Nama beliau adalah Dr. Kama Abdul Hakam,
M.Pd.,beliau termasuk lulusan S1 IKIP Bandung (sekarang menjadi UPI). Sebelum masuk
IKIP Bandung, beliau sempat mencicipi kampus UI, namun hanya sebentar, selama
masa ospek saja di UI.
Sepintas saya kira dosen
ini terlihat biasa saja, seperti dosen yang lain. Mengajarkan materi, bla,bla,
bla, terus pulang. Kemudian beliau menyampaikan sejarah mata kuliah ini yang
berganti-ganti nama sampai jumlah sks nya pun berkurang dari tahun ke tahun,
yang akhirnya menjadi PLSBT 2 sks. Ketika beliau berkata “mungkin untuk mata
kuliah ini 2 sks tidak cukup, tapi saya ingin pertemuan ini berkesan, biarpun
sebentar tetapi berkesan” , saya langsung serius mendengarkannya. Beliau
melanjutkan pembicaran-pembicaraannya yang lain.
Beliau juga mengatakan,
“tidak apa-apa kalian tidak mengerti materi kuliah ini, yang penting apa yang
bapak sampaikan masuk ke dalam hati kalian”.
Beliau banyak bercerita
tentang pengalaman hidupnya selama ini. Dari mulai kuliah di IKIP Bandung
sampai melanjutkan pendidikannya. Beliau bercerita pengalamannya memonitoring
perusahaan asing. Dalam sebuah rapat, perusahaan asing menyampaikan presentasi
dalam bahasa inggris. Kemudian bapak Kama Abdul Hakam diberikan kesempatan
berbicara, seperti ini pembicaraannya, “kalo kita (bangsa Indonesia)
menyampaikan materi di negeri anda, kami pake bahasa anda atau bahasa
internsional, tetapi kenapa giliran anda menyampaikan di sini, Indonesia, anda
memakai bahasa anda juga, kenapa tidak memakai bahasa kami, apakah anda tidak
malu?”
Wooww banget ketika
mendengarkan kata-kata ini, semakin cinta pada negeri ini. Tetapi memang untuk
mengatakan seperti dibutuhkan mental yang kuat, artinya anda harus benar-benar
menguasai ilmu tertentu.
Beliau juga perokok, namun
beliau adalah perokok yang mengerti etika merokok. Tidak merokok di tempat
pendidikan dan tempat-tempat umum. Pernah suatu waktu, ketika beliau berjalan,
beliau bertemu tiga orang mahasiswa yang dengan seenaknya merokok di dalam
kampus, kemudian beliau menegur mahasiswa yang merokok tadi, hingga akhirnya
mahasiswa tersebut malu sendiri.
Banyak pelajaran-pelajaran
yang berkesan, yang intinya adalah mengarah kepada attitude yang baik. Sebagai
seorang yang terdidik kita harus memiliki attitude yang lebih baik dibandingkan
dengan yang lain, apalagi dengan yang tidak terdidik. Kita harus bisa
mencontohkan yang kepada siapa saja. Bangga menjadi mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia :).
No comments: