Guru Favorit
Bukan nama-nama guru
favorit gue yang bakal gue ceritain, tapi kriteria-kriteria guru yang menjadi
favorit gue di sekolah. Biasanya setiap siswa itu punya guru favoritnya
masing-masing. Nah, gue juga punya guru favorit dong. Dan biasanya guru yang
selalu diingat adalah guru favorit atau nggak guru yang pernah menghukum siswa
yang bersangkutan. Itu akan membuat siswa mengingat gurunya.
1. Mengawali dengan Cerita
atau Motivasi
Yah, gue suka guru yang
mengawali kegiatan belajar mengajar dengan sebuah cerita atau motivasi. Karena
itu akan membuat mood siswa meningkat dalam belajar. Apalagi yang diceritakan
adalah apa yang dicita-citakan siswa. Jadi siswa tau langkah apa yang harus
dilakukan untuk mencapai cita-citanya tersebut.
Atau bisa juga guru
menyuruh siswa menceritakan hikmah yang dia alami selama sepekan secara
bergantian. Maksudnya satu hari satu siswa yang bercerita. Kan menarik. Siswa
lain juga antusias mendengarkan temannya di depan. Sehingga terciptalah suatu
kegiatan belajar mengajar yang penuh dengan semangat.
2. Berkomunikasi dengan Baik
Guru yang nggak bisa
berkomunikasi dengan baik itu akan membuat suasana tidak terkontrol. Siswa
asyik ngobrol sendiri dengan temannya. Karena gurunya juga asyik sendiri dengan
materi yang diajarkannya, nggak peduli siswanya nggak ngerti materi tersebut.
Maksud berkomunikasi
dengan baik adalah mampu menyampaikan materi secara menarik. Misal sambil
berdiri kalau lagi nggak sakit. Terus bicaranya agak keras. Mata melihat ke
segala penjuru kelas. Setiap satu materi, nanya, ‘ada yang nggak ngert?’. Kalau
diam berate kemungkinannya ada dua. Ngerti semua atau nggak ngerti semua.
Pura-pura ngerti.
3. Menjelaskan Tujuan
Pelajaran
Kadang gue males dengerin
guru ngajar. Iya, karena gue mikir itu pelajaran nantinya buat apa yaah? Selalu
itu yang gue pikirin. Kalau misalnya kerja, pelajaran itu dipake enggak yah?
Yaah, pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang selalu ada dalam benak gue.
Gue mengidolakan guru yang
sebelum mengajar, beliau menjelaskan terlebih dahulu manfaat dari pelajaran
ini, kedepannya buat apa, diaplikasikan ke mana, dan lain-lain. Sehingga siswa
itu tau, mau di mana pelajaran ini nantinya. Dan setidaknya ada sedikit
gambaran tentang pelajaran yang diajarkan.
4. Menguasai Bahan Ajar
Guru yang baik adalah guru
yang menguasai bahan yang akan diajarkannya. Gue suka guru yang menerangkan
pelajaran tidak terpaku pada buku yang dipegang. Maksudnya, hanya dengan
melihat dan membaca buku yang ada di hadapan.
Lebih enak didengar dan
diperhatikan ketika guru menerangkan dengan tanpa melihat buku ajarnya. Kalau
sedikit untuk mengingat materi yang mungkin lupa, nggak apa-apa, yang penting
tidak terpaku pada bacaan. Itu saja.
5. Kreatif
Karena gue takut kecoa,
makanya gue suka guru yang kreatif. Emang nggak nyambung. Gue suka guru yang
kreatif. Misalnya mengajarnya tidak monoton, cara menyampaikannya menarik, bisa
menggunakan media yang ada atau metodenya yang berbeda. Atau bisa juga
belajarnya di luar ruangan kelas, di taman, di masjid, di perpustakaan, yang
penting di luar ruangan kelas. Karena gue orang yang nggak bisa diem kalau
belajar, harus banyak gerak. Tapi nggak sampai salto yaah, inget.,
Guru yang nggak kreatif
itu siklusnya seperti ini.
Masuk > Menerangkan
Materi dari A sampai Z > Ngasih Contoh Soal > Ngasih Tugas > Pulang.
6. Mengakhirinya dengan
Kata-Kata Motivasi
Biasanya gue suka nunggu
kata-kata atau kalimat terakhir yang disampaikan guru sebelum keluar ruangan.
Karena seolah-solah kalimat tersebut adalah pesan yang disampaikan guru kepada
siswanya. Seakan-akan kesimpulan dari materi yang disampaikan adalah ada di
kalimat terakhir.
Hmmmmmmmm, nggak ada lagi yang mau gue bahas, udah aja deh.
Sekolah sebenarnya TIDAK
BERHAK MENOLAK siswa untuk masuk sekolah dengan alasan tidak lulus test masuk
dengan berbagai bentuk. Sekolah itu seperti bengkel, bengkel itu tempatnya
kendaraan rusak namun keluarnya kendaraan tersebut bisa berguna. Begitulah
sekolah seharusnya, bukan malah menyeleksi inputnya. Wajar kalau yang katanya
sekolah unggulan di kota-kota besar, karena inputnya sudah diseleksi maka
outputnya pun sudah bisa ditebak. Tapi luar biasa kalau sekolah yang tidak
menyeleksi inputnya, namun outputnya mampu bersaing. Sekolah unggulan itu
terletak pada prosesnya bukan pada inputnya. (Gerakan Indonesia Juara).
Yaaaa, itulah
kriteria-kriteria guru favorit gue. Mudah-mudahan kalau gue jadi guru, bisa
jadi guru yang memiliki kriteria-kriteria yang gue tulis di atas.
No comments: