Tuhan Tidak Menciptakan Sampah, Semuanya Selalu Berharga
Tuhan tidak pernah menciptakaan kesia-siaan. Lalu bagaimana
mungkin kita merasa sia-sia dan harus berputus asa, kehilanagn semangat hidup?
Putri termenung sedih, hingga kelas 1 SMU badannya tidak bertambah
tinggi, hanya 143cm. “Dan aku sudah 16 tahun, berarti agak sulit
bertambah tinggi lagi,” begitu keluhnya.
Kekurangtinggian ini kerpa kali menjadi penghalang bagi Putri
untuk luwes bergaul. Dia menjadi introvert. Karena fokusnya pada kekurangan, ia
tidak bisa melihat kelebihan lain pada dirinya yang mungkin bisa membuatnya
berbeda. Prestasi di sekolahnya juga menurun drastic, sebab ia sehari-hari
mengangankan kehidupannya bisa berubah kalau ia bertambah tinggi.
Di tempat lain, ada anak muda bernama Subur. Dia merasa
kehisupannya tidak akan cerah. Ia hanya tamatan SMU. Keinginan melanjutkan
kuliah kandas karena orang tuanya menyerah, tidak lagi mempunyai biaya.
Akhirnya Subur menjadi pemalas. Dia jarang keluar rumah untuk kegiatan yang
berarti. “Di luar saingannya berat—berat, sedang saya Cuma SMU,” begitu
keluhnya.
Tapi tiga sampai lima tahun kemudian, Putrid an Subur menemukan
dunianya! Mereka berdua berubah menjadi orang yang mempunyai gairah hidup.
Putri memang bukan bintang kelas, tapi ia menjadi bintang sekolah! Ia yang
pemalu, yang introvert, bahkan bisa menjadi penyiar salah satu radio swasta
ternama di Jakarta. Bahkan belakangan ia menjadi presenter salah satu acara TV.
Lalu Subur? Dia menjadi pemuda teladan di lingkungannya, mempunyai
pekerjaan dan karir yang baik di pekerjaannya, adik-adiknya ia sekolahkan, dan
dia sendiri saat ini sedang menyusun tesis semester akhir di salah satu
universitas favorit di Jakarta, mengambil program S2 Kelas Eksekutif, karena
tidak mungkin lagi ia mengambil kelas regular lantaran sibuknya.
Loh, bagaimana mereka berdua bisa berubah? Karena akhirnya mereka
bosan mengeluh! Putri bosan dengan kependekan tubuhnya, hingga ia sadar,bahwa
ia punya kelebihan lain, smart dan cantik! Hingga kesannnya mungil dan cerdas.
Kelebihan lain yang ia temukan adalah ia doyan nyerocos! Akhirnya ia menemukan
kekuatan dalam dirinya sendiriyang sebelumnya ia tidak bisa temukan karena
kabut kependekan dirinya.
Subur juga bosan dengan aktifitas ‘diamnya’. Dia mencoba melamar
ke perusahaan tembaga di wilayahnya. Meski pesimis hanya berbekal ijazah SMU,
dia coba juga. “Ditempatkan di mana saja dia bersedia, yang penting engga bloon
karena kebanyakan diam,” begitu katanya. Diterima! Subur diterima. Posisinya
operator mesin. Dan karena prihatin, dia tidak boros. Tahun depannya dia
kuliah, dan menambah kursus ini kursus itu. Akhirnya bukan Cuma bisa mandiri,
tegak di atas kakinya sendiri, ia juga bisa menyekolahkan adiknya.
Putri dan Subur tidak akan menemukan dunianya seperti sekarang
ini, andai dulu rasa kalah tidak dibuang, dan andai dulu kefokusannyapada
kekurangan tidak buru-buru dilenyapkan.
Kita meras kalah, maka kita akan kalah. Kita optimis menang, maka
akan menang. Kita semangat, maka hidup akan menjadi lebih bergairah dan indah.
Kita putus asa, maka kehidupan kitapun akan diwarnai dengan kecemasan,
kegelapan dan lemas terus. Alam ini mempunyai system, dan ia bekerja di bawah
kendali Tuhan! Jangan biarkan alam bekerja menjadikan kita sampah, hanya karena
berpikir kita sampah, buka emas!
sumber :
http://www.wisatahati.com/
http://www.wisatahati.com/
Tuhan Tidak Menciptakan Sampah, Semuanya Selalu Berharga
Reviewed by Unknown
on
1:49:00 PM
Rating: 5