Protes Praktikum
Praktikum merupakan mata kuliah atau pelajaran yang mampu
mengasah skill mahasiswa dalam bidang yang digelutinya. Dalam praktikum kita
bisa membuktikan teori yang sudah dipelajari. Selain itu juga proses belajar
mengajar menjadi tidak terlalu monoton, dengerin ceramah dosen tentang
teori-teori, rumus-rumus, dan seringkali curhat tentang kehidupan sang dosen.
Kita bisa melihat secara langsung barang – barang, atau alat – alat yang telah
dijelaskan sang guru sebelumnya. Kita bisa mencoba sesuatu apa yang ada dalam
teori. Dan tidak selalu duduk manis, kita bisa bergerak kesana kemari.
Sebagai mahasiswa teknik, seharusnya praktikum menjadi
makanan sehari – hari. Yaaa, jika tidak, maka disebut teknik sastra. Bukan anak
teknik yang jago sastra, tapi teknik yang hanya berbicara tentang teori tanpa
tahu di lapangan seperti apa dan untuk apa rumus - rumus yang dipelajari dalam keteknikannya.
Begitulah yang saya rasakan kuliah di kampus ini, kuliah di kampus tercinta.
Serasa menjadi sastrawan yang kerjaannya baca, tulis, ngeblog, tanpa pernah
praktik tentang keteknikannya. Tugas pun jarang kami terima, hanya sebatas,
soal dari satu sampai sepuluh, makalah, tanpa proyek besar. Seperti yang teman
kostan saya terima di teknik sipil. Dia rajin sekali mengerjakan proyek, tugas
besar katanya. Sampai-sampai jarang di kostan. Gambar teknik yang seharusnya
mata kuliah wajib bagi mahasiswa teknik pun tidak saya terima. Pernah sih,
waktu semester 4, tugas besar perencanaan instalasi listrik gedung dalam kampus.
Kami mengerjakan tugas tersebut tanpa dasar gamtek. Hebat bukan. Yaaa, ini yang
paling menarik yang saya dapat selama kuliah, seolah-seolah kita menjadi
perencana dari proyek tersebut. Tugasnya pun tidak bisa di copy paste, karena
setiap mahasiswa memiliki denah gedung yang berbeda ukurannya. Paling nanya
tentang rumusnya saja.
Harapannya tugas bukan lagi tentang soal dari satu sampai
lima yang mudah di copy paste, tetapi tugas yang berhubungan dengan keadaan di
lapangan atau sesuatu proyek besar. Misalnya, perencanaan jaringan distribusi,
jaringan transmisi, instalasi gedung, perencanaan biaya pembangkitan,
optimalisasi pembangkitan, proses pembangunan pembangkit, instalasi generator,
motor, otomatisasi industri dan lain sebagai – sebagainya yang masih berhubungan
dengan listrik tenaga.
Praktikum yang pernah saya jalani selama kuliah diantaranya
pengukuran, osciloscop, pembuatan PCB, nyolder, pemasangan kontaktor, timer, pembuatan
trafo dan lainnya yang saya lupa lagi. Setiap semester ada mata kuliah tentang
praktikum. Semester 7 praktikum yang dilakukan adalah tentang motor, generator,
dan PLC. Setiap praktikum kita ngambil data pengukuran tegangan, arus eksitasi,
arus beban, putaran rotor, jika dipasang kapasitor. Yaaa, sifatnya ngambil
data. Sampai ada teman saya yang bilang, “jadi kita praktikum ngambil data
doang yah”.
Menjelang ujian, di akhir perkuliahan mata kuliah praktikum
sang dosen berbicara di depan kelas,
“Minggu depan kita ujian. Ujiannya ada dua. Yang pertama
tentang merangkai rangkain tentang pengukuran motor dan generator yang sudah
dipraktikan tetapi dalam gambar. Kemudian yang kedua membuat sebuah program
PLC”
Ketika sang dosen berbicara, saya mengumpulkan keberanian
untuk bisa bicara kepada beliau.
“Apabila ada yang ditanyakan atau protes atau kritik saran
dipersilahkan” lanjut sang dosen.
Saya memberanikan diri berbicara, protes, mengacungkan tangan
kanan.
“Mohon maaf pak, jika saya lancang berbicara. Mohon maaf
apabila program PLC kami kekurangan, kurang memakai output rele, atau yang
lainnya. karena minggu lalu ketika kami mencoba belajar tentang timer, langsung
dibilang oleh bapak, belajarnya sistematis, jangan terlalu kreatif. Oleh karena
itu kami belum ngoprek, yaa alasanya nanti terlalu kreatif”
Seisi kelas diam,
“Kemudian, tentang ujian, kenapa ujiannya tentang merangkai?
Bukankah selama ini kita praktikny hanya ngambil data? Yaa, yang saya rasakan
hanya ngambil data, tanpa tahu rangkaiannya sperti apa” lanjut saya
menggebu-gebu penuh emosi.
Meskipun sempat mengelak bahwa sang dosen tidak pernah
bilang jangan terlalu kreatif. Tapi pada akhirnya beliau minta maaf.
“Untuk merangkai, kan ada sebagian yang sudah pernah
merangkainya. Rangkaiannya juga ada di dalam jobsheet praktikum.” jawab sang
dosen.
“Iya pak, tapi ada sebagian lagi yang belum pernah
merangkainya. Termasuk saya. Jadi, kita hanya tau data-datanya aja” saya coba
protes.
Setelah berdiskusi lumayan panjang.
“Yaudah, minggu depan kita review saja yang belum ngerti
bagian apa, kemudian yang belum merangkai, silahkan merangkai, yang mau mencoba
program PLCnya, silahkan. Ujian minggu depannya lagi.” Tutup sang dosen.
Teman – teman saya yang
lainnya pun ikut berbicara. Ikut memberikan kritik dan saran.
Siang harinya, setelah dzuhur, saya bimbingan tentang
praktik industri. Yang kebetulan dosen pembimbingnya sedang berada di ruang
praktikum. Saya dipanggil sang dosen karena orang Cirebon kata seorang teman
yang sudah dulu bimbingan. Ternyata dosen yang memanggil saya adalah yang tadi
pagi saya protes. Waduh, kacau nih. Jangan – jangan. Ah sudahlah.
Setelah selesai bimbingan, saya menghadap dosen tersebut.
“Iya pak, saya orang Cirebon” sapa saya.
“Oh, kamu orang Cirebon” jawab sang dosen.
Waduh. Alamat nih, beliau tau muka saya. Saya coba menebak
dalam pikiran dosen, mungkin ini. “Oh ini toh yang tadi protes, bernyali juga
datang kemari”
“Nama kamu siapa?” Tanya sang dosen.
“Umar pak”
“Jadi gini dik mar. Bapak mau minta tolong sama dik umar,
minta tanda tangan dari perusahaan ini tentang surat pernyataan bahwa tidak
lagi menjadi PJT (Penanggung Jawab Teknik). Perusahaannya berada di Cirebon.
Nanti bapak kirim file surantnya ke email dik umar. Alamatnya juga nanti bapak
kirim”
“Iya pak”
“Kapan pulang ke cirebonnya?”
“Kebetulan saya minggu ini pulang pak. Hari kamis saya
pulang, naik kereta.”
“Berapa ongkos ke Cirebon naik kereta?”
“Sekali jalan lima pulih ribu rupiah pak, kalau bolak balik
serratus ribu rupiah”.
“Ini buat ongkosnya” sang dosen ngasih lembaran uang kertas
berwarna merah dan bergambar presiden dan wakil prsedien pertama Indonesia.
“Iya pak, makasih” sayapun menerimanya.
“Yaudah, gitu aja paling dik umar, bapak minta tolong yah.
makasih”
“Iya pak, nanti saya jumat ke alamat tersebut. Iya sama sama
pak”
Alhamdulillah berkah, pulang gratis :D. gara gara ini pula
saya jadi kenal dosen tersebut. Nilai praktikum juga A :D. Tapi nilai mah
bukan efek ini yah.
Maafin saya ya Bapak, sudah protes berlebihan. Terima kasih juga
ongkosnya. Hehe.
Sekian.
![]() |
sumber gambar hp karim |
![]() |
sumber gambar hp karim |
Protes Praktikum
Reviewed by Unknown
on
10:13:00 PM
Rating: 5
