Kado Tahun Terakhir

Perjalanan tim bola voli Teknik Elektro 2011 tidak hanya sampai di fakultas. Kami mencoba peruntungan dalam lingkup universitas. Pada bulan Oktober 2014 kampus merayakan ulang tahunnnya yang ke-60. Berbagai rangkaian kegiatan dilaksanakan dalam peringatan Dies Natalis Universitas Pendidikan Indonesia. Salah satu rangkaian kegiatannya adalah PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni) Mahasiswa UPI yang dilaksankan pada tanggal 28 – 31 Oktober 2014. Kegiatan ini didukung oleh kampus dan seluruh ormawa. Berbagai perlombaan, mulai dari yang tradisional, seni, hingga olahraga modern dipertandingkan pada kegiatan ini. Tentu saja bola voli adalah pertandingan yang kami ikuti.

Pertandingan cabang bola voli mulai dilaksanakan pada hari Rabu 29 Oktober 2014. Kami mendapatkan undian main ketiga, setelah IKOR dan HMM. Itu artinya sekitar jam 9 pagi sudah berada di Gymnasium. Sebelum pertandingan pertama, kami harus melaksankan UTS PPM (Pengaturan dan Pengendalian Motor) terlebih dahulu.

Ketika UTS selesai, barulah kami berangkat jalan kaki menuju Gymnasium UPI. Lawan pertama kami adalah KEMAKOM (Keluarga Mahasiswa Komputer). Tanpa mengalami kesulitan, kami berhasil memenangkan pertandingan pertama dengan dua set langsung. Kami berhak melaju ke babak selanjutnya, yaitu delapan besar. Mengingat waktu untuk pertandingan babak selanjutnya sekitar jam 15. 30 sore, kami pulang ke kostan masing-masing. Karena jam 1 siang ada beberapa yang ngontrak mata kuliah Pembangkit Energi Elektrik.

Ada sedikit keterlambatan kedatangan sebagian pemain kami yang menyebabkan suadara Aris sedikit kesal. Karena pemain lawan sudah berada di tengah lapangan pertandingan. Kali ini lawan kami adalah BEM HMK (Kimia). Kekesalan keterlambatan tersebut seolah-olah berefek pada pertandingan ini. Kami harus ekstra keras pada set yang pertama, yang pada akhirnya kami harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 25-20. Di set yang kedua kami merebut kemenangan dengan skor 25-21. Kondisi lapangan yang licin memaksa aku harus ganti sepatu, karena sudah tak nyaman. Sama kuat, sama hebat. HME vs BEM HMK. Artinya pertandingan dilanjutkan pada set yang ketiga, yaitu rubber set guna menentukan siapakah yang berkah melaju ke semifinal. Di awal-awal set yang ketiga, kami berhasil unggul di angka delapan dengan berganti lapangan. Setelah berganti lapang, poin kami berhenti di angka delapan, sedangkan lawan berhasil melewati poin kami. 11-8. Satu sama lain di tim kami saling menyemangati agar tak boleh menyerah, karena pertandingan belum selesai. Sementara skor 14-11. Artinya lawan tinggal 1 poin lagi agar dapat memenangkan pertandingan ini. Kami tak menyerah, pertandingan belum selesai. Berkat kerja keras kesolidan tim, satu persatu poin kami mendekati angka 14. Kami harus berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan. Gerak tipu yang dilakukan oleh Aris membuat angka menjadi sama kuat sama hebat 14-14. Jus 2. Lawan berhasil unggul 15-14. Kami menyamakan kembali menjadi 15-15, sebelum akhirnya kami merebut set yang ketiga ini dengan skor 18-16.

“Yeaaaaaaaaahhhhhh” menang.

Pemain, official, penonton, dan teman-teman berhamburan merayakan kemenangan ini. Kami berhasil melaju ke semifinal.

Untuk pertandingan semifinal dilaksanakan keesokan harinya jam 1 siang. Sementara di bagan pertandingan sebelah HMM mesin juga melaju ke semifinal. Dua tim dari teknik berhasil masuk ke semifinal. Cukup membanggakan.

Keesokan harinya, lagi-lagi sebelum pertandingan semifinal, kami harus berpusing-pusing ria dulu dengan mengerjakan soal-soal UTS Teknik Tegangan Tinggi. Selepas dzuhur, aku, Aris, Iqbal berjalan kaki menuju gedung Gymnasium. Berjalan menyusuri gedung-gedung tinggi kampus UPI. Langkah kaki yang tak sama, muka yang tak mirip, serta tinggi yang rata, itulah yang tersimpulkan.

“Sebutkan Universitas Negeri yang ada di Bandung?” Tanya Iqbal tiba-tiba.

Tanpa pikir panjang aku seger menjawab, “ITB, UPI, UNPAD .. . . .”

Sebelum aku melanjutkan jawabannya, Iqbal langsung menyanggah. “UPI? Universitas Pendidikan Indonesia, dari mana negerinya. Universitas negeri yang ada di Bandung hanya UIN Bandung”

“Universitas Islam Negeri Bandung” Aku coba mengejanya.

“Oh iya juga yaaaah, universitas negeri yang ada di Bandung hanya UIN”

Hahaha. Aris pun ikut tertawa dengan jawaban yang Iqbal lontarkan. Kami bertiga larut dalam guyonan universitas negeri.

Sepanjang perjalanan menuju Gymnasium, kami membahas universitas negeri. Mencari mana lagi universitas negeri yang ada di Bandung, barangkali aja ketinggalan. Sampai akhirnya terlintas dalam pikiran kami IPDN.

“Oh iya IPDN, negeri. Negeri bro. Tapi sayang bukan di Bandung, IPDN di Sumedang” jawabku.

“Mar, mar, jangan mikirin dulu wilayahnya, dari namanya juga Institut. Berarti bukan univeritas” sanggah Aris.,

“Hahahahahahahaha” kami bertiga tertawa terbahak-bahak.

Ketika sampai di dalam Gymnasium pun kami masih membahas ini, sebelum akhirnya aku berinisiatif membagikannya melalui Facebook dan BBM.

Satu persatu pemain tim kami berkumpul. Lapangan pertandingan sedang dipersiapkan oleh panitia. Kami main kedua, setelah pertandingan antara HMM vs IMAKSI.

Aroma pesimistis menghampiri kami, pasalnya lawan di semifinal adalah IKOR. Yang sudah kami saksikan sendiri bagaimana permainan mereka ketika mengalahkan PJKR, sama-sama dari Fakultas Keolahragaan. Sebenarnya, IKOR vs PJKR adalah final yang terlalu dini.

Kata-kata pesimis menyeruak. Kami hanya berharap keajaiban datang. Sampai-sampai, entah kenapa Aris melaksanakan shaum, mungkin ini cara Aris menggoda Tuhan agar memenangkan pertandingan ini. Aku pun pada malam hari berdo’a diberikan yang terbaik dalam pertandingan ini. Sangatlah berat kami menaklukan lawan. Peluang itu rasanya sangat kecil sekali. Namun jika kami berhasil memenangkannya, suatu kebanggaan yang tak ternilai, sejarah akan mencatatnya. Dan bisa dipastikan kami menjadi juaranya. Karena lawan kami di final adalah HMM yang berhasil mengalahkan Akuntansi. Dan kami pernah mengalahkan HMM di ajang Pesta Teknik 2014. Yaaa, jika kami bisa menang atas IKOR.

“Target kita sebenarnya sudah tercapai, masuk semifinal, juara 3. Lawan kita sekarang adalah IKOR. Kita harus mewaspadai bola cepat mereka, lindungi kepala kalian dari pukulan mereka. Jangan sampai kena kepala, itu saja intinya. Target kita juara 3” begitu kata Aris sambil menginstruksikan strategi-strategi yang kita pakai.

“Kita masih bisa juara 1 kok, masih bisa. Jangan kalah sebelum bertanding. Lucu namanya. Target kita juara 1. Oke”

“Iya, tapi rasanya tak pantas kita juara 1 dengan kemampuan kita yang seperti ini. Nggak muluk-muluk, targetnya juara 3 aja”

“Hey, jangan berharap juara 3. Berharaplah juara 1, karena ketika kita berharap juara 1 ada kemungkinan kita juara 3, masih bisa juara 3. Sedangkan ketika kita berharap juara 3, maka tak akan mungkin kita juara 1”

Begitulah kami beradu argumen sebelum pertandingan dimulai.

Dan tiba saatnya pertandingan yang menentukan dimulai. Dari segi psotur saja kami kalah, dari segi badan pun kalah, dan dari segi lompatan kalah. Terlebih lagi dari segi permainan. Tapi tak menyerah. Kami berjanji berusaha sekuat tenaga mempersembahkan hasil yang terbaik untuk teman-teman.

Peluit wasit berbunyi, tanda pertandingan dimulai. Serangan pertama dilancarkan oleh para pemain IKOR. Poin kami tertinggal jauh dari mereka. Pukulan demi pukulan menghujam keras ke jantung pertahanan kami. Serangan-serangannya tidak dapat kami bendung. Set pertama kami kalah telak dengan skor 25-15. Di set yang kedua, mereka coba menurunkan pemain cadangannya. Meskipun pemain cadangan tetap saja kami kewalahan membendung serangan mereka. Karena pemain kunci mereka tetap diturunkan. Pada awalnya kami sempat unggul, akhirnya terpaksa menyerah dengan skor 25 – 19. Kalah dua set langsung.

Kami tetap tersenyum. Karena wajar kalah dari tim yang emang bidangnya. Sebenarnya, kelas pemain IKOR bukan kelas beginian, kelas mereka harusnya pad PORDA, PON dan kejuaran antar kampus se Indonesia lainnya. Mungkin juga satu tim itu adalah tim bola voli kampus UPI.

Tim kami harus mengakui keunggulan lawan. Dan artinya kami bertemu IMAKSI di perebutan tempat ketiga yang kalah oleh HMM.

Meskipun istirahat yang diberikan wasit 30 menit, kami tetap bisa bermain maksimal. Tetap bisa melakukan serangan-serangan yang mematikan. Sampai akhirnya kami memenangkan pertandingan ini. Itu berarti “Yeaaah juara 3”.

Kami berhasil memastikan menduduki tempat ketiga dalam pertandingan bola voli PORSENI UPI 2014. Sebenarnya kami bisa menjadi juara kedua, ini masalah undian saja yang harus bertemu dengan IKOR di semifinal.

Prestasi yang cukup membanggakan bagi kami. Setidaknya Gymnasium pernah bergemuruh dengan kehadiran kami. Kami ingin menunjukkan keeksisan jurusan atau prodi ini. Bahwa ELEKTRO UPI itu ada dalam bidang olahraga sekalipun.


Oh iya, hampir lupa. Sepertinya para pemain kami adalah pentolan orang-orang yang tidak diterima di jurusan olahraga :D. Nama lengkapnya Aris Primadi Alparisi, nama yang kesundaan banget, memakai P bukan F. ASGAR, Asli Garut. Nggak diterima di jurusan olahraga, masuk elektro. Alan Supriadi TTE, nama facebooknya yang dulu, orang TASIK, gagal masuk olahraga, akhirnya masuk elekto. Nur Taufik Hidayat, bukan, bukan, dia bukan anaknya pebulu tangkis nasional. Asli Kabupaten Kuningan. Kayaknya Taufik juga gagal masuk jurusan olahraga deh :D. Bagus Wicaksono, Karawang punya. Males nyeritainnya. Hehe.  Muhammad Rizki, orang Serang Banten jauh-jauh ke Bandung mau belajar. Elsan Januar, urang Bandung asli. Ayep Hidayatullah, Sukabumi. Dan yang nulis ini sendiri adalah Umar Wijaksono, asli wong Cirebon jeh. 
Muhammad Rizki, Alan Supriadi, Nur Taufik Hidayat, Aris Primadi, Umar Wijaksono, Bagus Wicaksono
Elsan Januar, Ramadhani Winata, Iqbal Dinoer Aditama, Hafizh Tri Januar

Jaga kekompakan kawan. Pererat tali silaturrahim di antara kita, teknik elektro 2011 semuanya, juga dengan keluarga besar TEUAS UPI. Terus pererat ikatan emosional di antara kita. Karena kita tidak mungkin saja ini menjadi jalan kesuksesan kita di masa depan. Aamiin.

“Mungkin inilah kado tahun terakhir kita guys. Karena target tahun 2015 sudah lulus bareng-bareng” Aaamiinn.

Salam olahraga.

No comments:

Powered by Blogger.