Rehabilitasi Diri untuk Alam Indonesia

Di beri informasi bahwa hari ini ada yang kerja gardu sisipan di Yayasan IAR (International Animal Rescue) Indonesia, Sei Awan Kiri. Ada permintaan padam jaringan tegangan rendah agar lebih aman ketika menaikkan trafo distribusi. Dengan si pick up mungil hitam, kami berdua meluncur menuju lokasi yang dimaksud. Dari jalan utama yang menghubungkan Kab. Ketapang dengan Kab. Kayong Utara, belok ke kanan jika dari Ketapang. Jarak dari jalan utama menuju lokasi sekitar 1,2 km.

Ketika kami tiba di lokasi, pekerjaan sudah dimulai. Konstruksi gardu satu tiang sudah jadi, FCO sudah terpasang lengkap dengan penghantar yang menjulur ke bawah diikat pada isotalor. Kami mengingatkan bahwa untuk JTM masih bertegangan, agar berhati-berhati demi keselamatan bersama. Tim pekerja memakai seragam lengkap dengan APD yang dikenakan. Apresiasi untuk tim yang selalu bekerja membiasakan menggunakan APD. Setelah berbicara dengan ketua timnya, kami langsung padamkan gardu yang jaringan tegangan rendahnya tepat melewati tiang yang sedang dikerjakan.

Proses menaikkan trafo distribusi menggunakan chain block yang diikat di atas pada travers. Dua orang berada diatas untuk bergantian menarik chain block. Yang lainnya berada dibawah untuk mengarahkan trafo agar bisa dinaikkan. Setelah satu jam, trafo tersebut akhirnya bisa dinaikkan ditempatkan pada dudukan yang telah disediakan.

Kami melihat papan yang berada di kiri jalan masuk ke Yayasan IAR Indonesia. Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orang Utan, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). International Animal Rescue Indonesia. Kami bertanya-tanya ini milik Negara /  Pemerintah Daerah atau Swasta ya? Karena ada embel-embel Internasionalnya. Tapi ada juga lambang Pemda Kab. Ketapang. Pertanyaan itu terbang bersama angin tanpa ada jawaban. Pertanyaan selanjutnya, jika dilihat dari lambing IAR (International Animal Rescue) ini ada beberapa jenis hewan. Berarti mungkin di dalam sana ada beberapa jenis hewan. Tapi, jika dilihat tulisan paling atas hanya untuk orang utan. Dari sini lah rasa penasaran muncul, sebenernya di dalam sana ada apa sih, gedung besar? Hutan? Atau apa?

“Ayok pan, kita masuk, penasaran ada apa di dalam” ajak saya.

“Pakai mobil?” jawab ipan.

“Iya lah, terus mau pake apa, kan cuma ada mobil”

“Emang ada putar baliknya untuk parker?” tanyanya lagi.

“Ada lah, kan itu banyak lalu lalang mobil keluar masuk”

Akhirnya kami menyusuri jalan masuk ke Yayasan IAR. Kanan kiri jalan adalah pohon pohon rindang, jalanan hanya tanah biasa, tidak beraspal, tapi tidak juga jelek. Masih layak untuk dilalui. Sebelum sampai ke gerbang, di sebelah kanan jalan ada bangunan yang cukup bagus. Sepertinya pas untuk foto.

Tepat di depan gerbang, kami sempat diskusi jadi masuk tidaknya, karena ada satpam yang berjaga. Karena kami tukang listrik, maka alasan kami bisa masuk adalah ingin ke jaringan listrik.

“Permisi pak, kami mau ngecek jaringan listrik dan penasaran di dalam ada apa” sapa saya ke pak satpam.

“Oh iya silahkan” jawab singkat pak Satpam.

“Oh iya pak, kalau didalam ada hewan-hewan gitu kah? Atau gimana pak?

“Ada mas, ada yang didalam kandang, ada yang dilepas di hutan lindung”

“Kalau untuk umum boleh liat nggak ya pak?”

“Oh nggak boleh mas, disini yang bisa liat hanya keeper (penjaga) sama orang dari dinas atau yang bekerja disini”

“Oh begitu ya pak, memang khusus ya pak. Baiklah, kalau mau parkir putar balik, bisa ya pak di depan?”

“Bisa mas, lurus aja, nanti ada halaman parkir”

“Oke, terima kasih pak”

Tidak jauh dari pos satpam, kami menemukan beberapa mobil yang terparkir. Kanan kiri jalan ada sebuah bangunan. Ada banyak orang juga yang sedang melakukan aktivitasnya. Dari balik punggung beberapa orang berseragam dinas sedang berjalan masuk. Ada ambulance khusus untuk hewan juga. Ternyata ada banyak kegitan disini. Jadi, seperti hutan lindung, di pinggir pinggir jalan terdapat peta lokasi. Kami putar balik mobil pada tempat parkir yang kosong,kemudian menuju keluar sambil memberi salam kepada pak satpam, “makasih pak”.

Mobil melaju pelan menuju keluar. Seperti yang telah dilihat sebelumnya bahwa ada bangunan yang menarik di tepi jalan. Niat hati mau berfoto ria, akan tetapi ada dua orang yang berkegiatan tepat di tangga. Kami jadi agak malu, dan pada akhirnya hanya mengambil foto dari jauh.


Pekerjaan sudah hampir selesai, tinggal memasangkan penghantar ke bushing trafo. Karena beberapa material belum tersedia di gudang, pekerjaan tidak sampai tuntas selesai, sambung ke JTM.

Secara bergantian kami foto di papan penanda Yayasan IAR, memasang pose semirip mungkin dengan gambar pada papan.


Tempat-tempat seperti sangat baik demi kelangsungan kehidupan keanekaragaman hayati di alam Indonesia ini. Kegiatan-kegiatannya harus selalu secara kontinyu dilaksanakan agar tercipta keseimbangan alam, untuk penelitian dan lain sebagainya. Seiring dengan pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan di mana-mana, khususnya di bumi Kalimantan ini demi kebutuhan ekonomi umat manusia. Terkadang tidak melihat dampak lingkungan yang akan terjadi.

Pada 1992 dalam publikasinya bertajuk World Develpoment Report, Bank Dunia memaparkan berbagai efek kerusakan terhadap produktivitas. Dari uraian yang dimaksud menunjukkan kita memahami bahwa pelestarian alam diperlukan bukan untuk menghalangi aktivitas ekonomi manusia, tetapi justru agar pembangunan berkelanjutan dapat diwujudkan. Pada titik ini terdapat perbedaan definisi mengenai berkelanjutan.
Dalam Brundtland Report (1990), The World Commision on Environment and Development mendefinisikan pembangunan bekelanjutan sebagai model pembangunan yang dapat menucukupi kebutuhan saat ini tanpa menghilangkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Definisi ini diterima oleh para pemimpin dunia.

Dari sudut pandang ekologis, definisi tersebut tidak dapat diterima (Beder, 2002). Istilah “berkelanjutan” seharusnya berarti menjaga menjaga integritas ekologi, yaitu menjaga keselarasan hubungan antara manusia dengan alam dan sumber daya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang disepakati para elite politik pengertian “berkelanjutan” adalah bagaimana menjamin keberlanjutan pasokan bahan mentah ketika persediaan yang ada saat ini sudah habis.

Dari uraian diatas, perbedaan antara ekolog dan negerawan dapat dimaklumi, karena masing-masing memiliki sudut pandang. Para ilmuwan ekolog lebih menitikberatkan harominasasi anatara alam dan manusia. Bagi negarawan, politisi tentu lebih mementingkan dunia usaha, karena beranggapan pentingnya dunia usaha untuk kemajuan ekonomi. Jika ekonomi maju, rakyat akan sejahtera dan pemimpin akan memperoleh legitimasi mereka. Secara singkat, bagi negarawan, kesejahteraan hanya mungkin dicapai jika PDB meningkat.

Bagi ekolog, kesejahteraan tidak dapat diukur hanya melalui pertumbuhan PDB. Kebahagiaan seseorang ditentukan selain dari tingginya peningkatan juga dari kesehatan, pendidikan, perumahan serta kualitas lingkungan hidup.
Ketika keharmonisan antar seluruh penghuni bumi dapat tercipta, kualitas lingkungan hidup akan seimbang. Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan dapat dihindari. Seperti dalam lagunya Ebiet G Ade, atau alam mulai bosan bersahabat dengan kita.  

Mari rehabilitasi diri dari keserakahan materi untuk keanekaragaman hayati alam Indonesia. Mari lakukan tindakan sekecil apapun untuk alam Indonesia.

Kamar 5 Kost Tiara, 13 September 2018, 22:37 WIB.
Ketapang, Kalimantan Barat


Sumber : Yoesgiantoro, D. (2017). Kebijakan Energi Lingkungan. Depok: LP3ES.

No comments:

Powered by Blogger.