Perbaikan Tiang di Tanah Gambut
Pulau
– pulau terbentang dari ujung Barat ke Timur membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia yang
terbagi dalam tiga wilayah Negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei
Darussalam. Kalimantan terkenal dengan pulau seribu sungai karena banyaknya
sungai yang mengalir di dalamnya. Pada zaman kolonial, Kalimantan dikenal
dengan Borneo. Kondisi geografis Pulau Kalimantan yang tekenal dengan lahan
gambut menjadi tantangan tersendiri bagi insan PLN dalam membangun jaringan
listrik untuk menyalurkan energi optimisme pada semua lapisan masyarakat,
khususnya pembangunan tiang Jaringan Tegangan Menengah. Perlakuan khusus dalam
pembangunan tiang Tegangan Menengah diantaranya adalah dengan pembuatan turap
atau barau pada kondisi tanah yang tergenang air dan juga memasang laci
(pondasi) tiang untuk setiap tiang.
PT.
PLN (Persero) Ketapang merupakan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan yang
berada di bawah Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat. PLN UP3 Ketapang memiliki 1
Unit Layanan Pusat Listrik yaitu PLTD Sukaharja dan 4 Unit Layanan Pelanggan,
yaitu ULP Ketapang Kota, ULP Sukadana, ULP Sandai, dan ULP Tumbang Titi. Total
sub unitnya sebanyak 18 yang tersebar di semua ULP. Sistem kelistrikan yang
paling besar adalah di ULP Ketapang Kota yaitu Sistem Sukaharja dengan beban
puncak 27 MW. Oleh karena itu, kinerja ULP Ketapang Kota menjadi sorotan baik
dari sisi penyaluran energi listrik maupun sisi pelayanan pelanggan. Upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat diantaranya adalah
terlibat aktif dalam media sosial, facebook dan instagram PLN Area Ketapang.
Berbagai informasi yang berkaitan dengan PLN yaitu promo dan informasi tentang
kelistrikan terus diupdate. Keluhan dari masyarakat pun ditanggapi dengan
sigap.
Salah
satu komponen penting dalam penyaluran energi listrik adalah tiang. Tiang
berfungsi sebagai penopang konduktor yang akan menyalurkan energi listrik ke
rumah - rumah warga. Betapa pentingnya
tiang dalam penyaluran energi listrik melalui saluran udara. Oleh karenanya, ketika
mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada tiang miring yang sudah sangat
membahayakan yang berada di KM 19 Sei Awan arah Tanjung Pura, tim ULP Ketapang
Kota dengan sigap dan segera melakukan inspeksi ke lokasi tersebut dengan
menuliskan material apa saja dan berapa jumlah yang dibutuhkan untuk
perbaikannya. Lokasi tersebut adalah jalan darat yang menuju dua desa yaitu
desa Tanjung Pura dan desa Mayak. Desa Tanjung Pura dan desa Mayak adalah dua
desa yang berada di tepi sungai Pawan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan
Barat. Jalan darat yang menuju desa tersebut adalah melewati lahan kosong yang
jika musim kemarau rawan dengan kebakaran lahan, jika musim penghujan jalanan
tergenang air yang cukup panjang.
Keesokan
harinya, tim Pemeliharaan Jaringan Ketapang Kota melakukan perjalanan menuju
lokasi dengan membawa kendaraan satu unit mobil dan tiga unit sepeda motor. Tiang
miring yang dimaksud terletak di jalan setelah penyebarangan Mensubuk.
Penyebarangan ini adalah jalan darat satu-satunya menuju lokasi. Penyebarangan
ini bukan sungai, akan tetapi kubangan air yang cukup dalam, sehingga mobil
tidak bisa lewat. Jangankan mobil, excavator
pun tenggelam dengan bangkainya yang masih terlihat diatas permukaan air.
Beton-beton yang rencananya untuk pembangunan jembatan masih tergeletak di
sepanjang jalan.
Satunya
– satunya cara adalah menyeberanginya dengan menggunakan perahu kecil ‘kato’.
Beberapa perahu kecil sudah siap untuk menyeberangkan para pengendara sepeda
motor dengan tarif lima belas ribu rupiah per kendaraan pada musim kemarau dan
dua puluh lima ribu rupiah untuk musim penghujan karena ketika musim penghujan
jarak jalanan yang tergenang air cukup panjang. Satu motor dengan dua anggota
tim menyeberangi kubangan air Mensubuk untuk melihat berapa jumlah tiang miring
yang sudah sangat berbahaya. Kemudian dua motor dengan dua orang anggota tim mengkutinya.
Terakhir adalah material dan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan
perbaikan tiang miring beserta anggota tim
yang tersisa. Mobil diparkirkan sebelum penyebarangan.
Setelah
melihat kondisi, penyebab tiang miring adalah karena ada lahan yang terbakar,
sehingga menyebabkan treck schoor
penahan tiang putus akibat terbakar. Selain treck
schoor, laci (pondasi) tiang yang terbuat dari kayu juga ada yang terbakar.
Sebelum melakukan pekerjaan perbaikan tiang miring dilakukan safety briefing terlebih dahulu yang dipimpin
oleh Safety Advisor Rayon dan Area
untuk memastikan tim dalam keadaan sehat dan Alat Pelindung Diri lengkap
dipakai dengan baik dan benar demi keselamatan dalam bekerja.
Di
bawah terik matahari yang menyengat, dengan penuh semangat, tim melakukan
perbaikan agar energi optimisme dapat tersalurkan dengan baik kepada semua
lapisan masyarakat. Perbaikan tiang berdasarkan urutan tiang miring yang sudah
sangat membahayakan. Dengan memasang kembali treck schoor yang diganti dengan menggunakan penghantar AAAC bekas,
kemudian ditarik dengan camelong clam
ratchet puller dan ditahan pada cross
arm bekas yang sudah ditanam. Satu per satu tiang penopang energi optimisme
yang semula miring perlahan tegak kembali. Beberapa laci tiang yang terbuat
dari kayu terbakar, cara yang dillakukan oleh tim pemeliharaan jaringan adalah
menggantinya dengan cross arm
(travers) bekas yang sudah dimodifikasi seperti laci tiang. Dua cross arm dengan baut mengapit bawah tiang
yang tujuannya adalah mencegah ketika musim kemarau lahan terbakar dan musim
penghujan tiang ambles lebih dalam. Dengan kembali tegaknya penopang energi
optimisme, diharapkan energi listrik dapat tersalurkan dengan baik pada setiap
lapisan masyarakat di dua desa tepi sungai Pawan agar roda kehidupan terus
bergerak ke arah yang lebih baik.
Masih
ada banyak tantangan yang dihadapai oleh insan PLN dalam menerangi negeri dan
menyalurkan energi optimisime kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia ,
khususnya di Kalimantan Barat, baik dari kondisi geografis maupun kondisi
sosialnya. Akan tetapi kami percaya bahwa masyarakat Indonesia yang menanti
kehadiran listrik PLN adalah energi opmitisme yang akan tetap kami jaga sebagai
bagian dari jalan ibadah dalam hidup ini.
No comments: