Tentang Aku, Kamu dan FPTK
Berawal ada beberapa orang pegawai yang dengan sengaja
melubangi bagian yang biasa disebut oleh mahasiswa adalah heliped. Padahal
belum pernah melihat helicopter turun di sana. Makanya ada dosen yang
menyarankan menyebutnya plaza. Kami yang sering lewat di plaza beranggapan
lubang itu dimaksudkan untuk saluran air. Setelah beberapa hari ternyata bagian
yang dilubangi tersebut digunakan untuk tiang bendera. Setiap tanggal 17
dilaksanakan upacara bendera, tiang dipasangkan ke lubang tersebut kemudian
bendera Merah Putih dikibarkan.
Libur semester genap tahun ini dipergunakan untuk melaksanakan
KKN, alhasil jarang sekali ke kampus, bahkan mungkin ada sebagian orang yang
tak pernah ke kampus selama KKN.
Beberapa hari selepas KKN, mau tidak mau, harus tidak harus,
kami harus memulai perkuliahan di semester ganjil yang penuh tekanan ini. Pasalnya,
tahun terakhir jatah 4 tahun kami di kampus untuk menyelesaikan study. Pagi yang
cerah, mengawali perkuliahan perdana, aku berjalan melewati plaza kampus,
kulihat garis-garis putih menyerupai lapangan, ditambah dua lubang di pinggir
garis tengah. “Sepertinya ini lapangan voli” pikirku. Jika dilihat dari garisnya
menunjukkan ukuran untuk lapangan bola voli, panjang 9 meter dan lebarnya 6
meter.
Selepas kuliah perdana, hangatnya sore memeluk kampus
tercinta, fakultas teknik. Ada sebagian mahasiswa sedang mendirikan tiang, sebagian
lagi merentang dan memasangkan net pada tiang. Asumsi yang aku pikirkan benar,
ini digunakan untuk lapangan bola voli. Sudah lama tangan ini tak mengayunkan
si kuliat bundar, mengumpan ke pemain lain. Semenjak melepaskan putih abu-abu,
aku jarang sekali berolahraga jenis ini. Ikut nimbrung ke lapangan yang kebetulan
ada teman satu kelas yang juga sering main voli.
Awalnya aku mencoba menjadi smasher, bukan set upper. Tapi ah
rasanya kurang, tubuhku yang kurang tinggi, lompatan juga tak begitu tinggi membuat
sulit untuk memukul bola menukik ke lapangan lawan. Alhasil bola selalu keluar
lapangan, jika tidak keluar, ya menyangkut di net. Lagian dari dulu juga, dari
jaman merah putih, maaf bukan jaman kemerdekan, maksudnya jaman sd aku belajar
menjadi set upper atau yang biasa disebut toser. Yang tugasnya mengambil bola
kedua, kemudian mengumpan ke smasher untuk dipukul sekeras kerasnya dan
terarah. Lapangan tepat di pinggir sungai adalah tempat aku dan teman-teman
berlatih bola voli waktu masih SMP sebelum beranjak ke lapangan besar depan
rumah.
Di beberapa mading fakultas teknik menempel selebar sebuah
acara fakultas, PESEK (Pesta Teknik). Ada beberapa rangkaian kegiatan dalam
acara tersebut, yang salah satunya adalah pertandingan dan perlombaan bidang
olahraga. Team kelas yang sudah mendominasi di PORMAE (Pekan Olahraga Mahasiswa
Elektro), dan menjadi juara bertahan selama 3 tahun terakhir mencoba mengepakan
sayap ke ranah fakultas dengan mengikuti pertandingan bola voli di fakultas. “Panitia
dadakan” yang dibentuk tak menjadi masalah, ini baru kali pertama, dan aku
yakin tujuan panitia mengadakan semacam pertandingan ini pun adalah untuk
menyambung silaturrahim sesama warga FPTK, sesama warga teknik. Terdengar kabar
panitia dadakan ini bentuk oleh mahasiswa angkatan 2010 yang tergabung dalam KM
FPTK. Ide positif yang bisa menjadi inspirasi untuk menyatukan warga FPTK.
16 tim yang akan ikut bertanding. Lawan pertama adalah Agrin
yang kalah dengan WO, tak datang pada waktunya. Lawan kedua adalah PKK yang
juga kalah WO akibat tak datang. Barulah masuk babak semifinal melawan mesin,
entah mesin angkatan berapa. Lagi-lagi tim mesin pun berhasil kami kalahkan
dengan skor 2-0. Tapi kami harus mebayar kemenengan ini, Alan, pemain terbaik
yang kami miliki, cedera engkel akibat salah langkah kaki saat mendarat. Pertandingan
final akan dilaksanakan keesokan harinya, yaitu Senin sore. Lawan di final
adalah dari HMS Sipil yang salah satu pemain panggilannya adalah teman
sekostku, Sahid. Pemain yang selalu dicampakkan, dipaggil ketika dibutuhkan saja. Miris memang. Aku dan Sahid taruhan, yang kalah keluar dari kost, pindah
kost, yang menang tetap di kost. Masalahnya bukan lagi mengenai harga diri,
tapi harga kostan, mengenai tempat tinggal, tempat tidur. Menegangkan bukan?
Dengan komposisi
kekurangan satu pemain, kami mengubah strategi yang dulunya set upper ganda,
aku dan Bagus menjadi aku set upper tunggal, Bagus sebagai smasher membantu
serangan. Kami tetap mengandalkan Aris sebagai pemetik poin dengan smashernya. Set
yang pertama berhasil kami rebut. Set yang kedua pun berhasil kami menangkan
meskipun sempat tertinggal. Di set yang ketiga, set upper menjadi dua kembali,
akibatnya kami kewalahan menahan serangan lawan, dan mungkin kami juga lelah. Akhirnya
kami mengakui keunggulan mereka. Skor menjadi 2-1. Set yang keempat kembali ke
posisi semula dengan set upper tunggal. Teriakan penonton dari dua kubu membuat
suasana semakin tegang, semakin seru, semakin meriah, semakin bergoyang. Di penghujung
pertandingan set yang keempat, akhirnya kami merebut kemenangan karena
kesalahan lawan sendiri. Kami memastikan kemenangan dengan skor 3-1.
Sayangnya, si Sahid tak ikut bertanding, jadi taruhan keluar
kost batal. Ahh, nggak asyik, gagal mendepak dia dari kost biar tak kesempitan :D
Ini bukan tentang siapa juaranya, bukan siapa yang menang dan
yang kalah, bukan tentang jawara FPTK, bukan tentang siapa yang paling hebat
se-fakultas ini, bukan pula tentang hadiahnya, apalagi tentang aksi kami
menolak UU Pilkada melalui DPRD. Jelas bukan. Ini tentang kita, warga fptk, tentang
bagaimana menyatukan warga fakultas ini, bagaimana membangun ikatan emosional
diantara kita, bagaimana menyambung silaturrahim, tentang menjaga kekompakan
orang-orang yang bernaung dalam rumah yang bernama Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan agar tetap menjadi FPTK Satu FPTK Jaya.
Ini juga tentang berkegiatan yang positif, yang dulu hanya
duduk di warung, ngobrol, ngopi, ngudud, tidak ada gerak olahraga,
sekarang bisa menikmati olahraga secara gratis, tak seperti futsal yang harus
menyewa lapangan. Ditambah di loby ada tenis meja membuat suasana keteknikan
lebih berwarna. Diharapkan mahasiswa teknik sehat wal afiat.
Ini juga tentang hiburan, melepas penatnya tugas tugas kuliah,
sejenak melepas keresehan untuk menghibur mahasiswa tingkat akhir, mahasiswa
tingkat akhir lanjut yang sedang mengerjakan Tugas Akhir, Skripsi, PPL, dan berbagai
macam tuntutan kampus lainnya yang penuh tekanan, tekanan orang tua untuk
nyuruh cepet selesai study nya, tekanan dari mertua cepet wisuda agar bisa
melamar anaknya, tekanan teman-teman seangkatan seperjuangan yang sudah mendahului
menyandang gelar sarjana, tekanan dari warung yang cepet bayar hutangnya.
Semangat kaka :D
Ini bukan tentang mereka, bukan tentang dia. Ini tentang Aku, Kamu dan FPTK.
Ini bukan tentang mereka, bukan tentang dia. Ini tentang Aku, Kamu dan FPTK.
Salam Merah Bata.
FPTK Satu FPTK Jaya.
23.50, 29 September 2014
Diketik di kostan Gerlong Girang Warung Nasi 31, dibaca di
mana saja.
Tentang Aku, Kamu dan FPTK
Reviewed by Unknown
on
12:08:00 AM
Rating: 5
